R Tjelak Diminta Turun Dari Plt Sekda

ANAMBAS – Sejumlah kalangan LSM dan Ormas yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas yakni Kosgoro, GMPI, Genggam dan Mari, meminta R.Tjelak Nur Djalal untuk turun dari jabatan Plt Sekda. Mereka mempertanyakan pengangkatan yang bersangkutan oleh Bupati Anambas, T.Muhktarudin, dan menolak yang bersangkutan untuk menduduki jabatan orang nomor 3 di Pemkab Kepulauan Anambas tersebut.



Menurut Indra Syahputra dari Kosgoro, jabatan Plt Sekda, masih belum tepat untuk Tjelak, mengingat masih banyak figur putra daerah Anambas yang memiliki kompentensi baik dan telah malang melintang di Pemerintahan. Karena itu, mereka akan memita Bupati Anambas, untuk meninjau ulang pengangkatan Plt Sekda.

“Kita minta jabatan Plt Sekda yang digenggam Tjelak saat ini tidak diperpanjang,"kata Indra, Minggu (3/10).

Indra menilai keputusan Bupati mengangkat Tjelak sebagai Plt Sekda masih terlalu prematur dan tidak mempertimbangkan segala aspek, baik kompetensi. sosialisasi dengan masyarakat dan lainnya.

Selain itu, kata Indra, mereka menilai sosok Tjelak belum layak dan terkesan arogan dan tidak bersahabat.

Indra mengungkapkan, saat ini masih banyak figur putra daerah yang pantas untuk menduduki jabatan karir tersebut. Misalnya, ia mencontohkan, nama Eviyar M. Amin, Drs. H.Zuhkrin dan Abu Hanifah, yang dari segi kepangkatan lebih senior.

Kata Indra, ia mendapat laporan, bahwa dalam salah satu pertemuan antara Tjelak dengan Persatuan Wartawan Anambas, Tjelak, dengan bahasa arogan dan nada tinggi mengatakan dirinya tidak takut dengan LSM dan Wartawan yang ada di Anambas. Kalimat itu dinilai tidak pantas diucapkan seorang Plt. Sekda karena bisa menimbulkan ketersinggungan

“Saya tidak takut dengan LSM dan Wartawan.” Itulah bunyi kalimat yang dilontarkan Radja Tjelak dalam salah satu pertemuan dengan Persatuan Wartawan Anambas,” ungkap Indra.

Terpisah, tokoh masyarakat Jemaja yang juga Ketua LSM, Marwah Negeri (MARI), Darfiet, AM, menilai bahwa penunjukan Plt. Sekda, sangat mengecewakan masyarakat Anambas. Sebab, masyarakat berkeinginan Bupati dapat menempatkan putra daerah Anambas sebagai Sekda. Dengan demikian, ada unsur keadilan bagi masyarakat Anambas.

Tambah Darfiet, secara kepangkatan Tjelak juga belum memenuhi keriteria yang cukup untuk menduduki jabatan Sekda. Karena itu, penunjukan Tjelak selaku Plt Sekda, seolah Anambas kekurangan SDM.

“Ini juga melukai hati masyarakat Anambas,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI) Anambas, Hendra Gunawan. Ia membeberkan bahwa dalam beberapa waktu dekat pihaknya akan menggalang sejumlah LSM, Ormas dan OKP di Anambas, untuk turun ke jalan dan menyuarakan aspirasi masyarakat Anambas.

“Saat ini kita tengah konsolidasi untuk melakukan gerakan. Ada 10 LSM, Ormas dan OKP yang akan turun dalam aksi menolak Tjelak sebagai Plt. Sekda Anambas,” tegasnya dan menambahkan bahwa penggantian Plt Sekda adalah harga mati karena tidak memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat Anambas.

Pungkas Hendra, jika Bupati Anambas tidak segera mengambil keputusan yang tepat terkait hal itu, maka pihaknya akan terus melakukan aksi penolakan terhadap Tjelak sebagai Plt. Sekda, sampai permintaan mereka dipenuhi.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Kebijakan Publik Provinsi Kepulauan Riau Koordinator Wilayah (Korwil) Anambas, Umar Lisman, menilai telah terjadi kegagalan komunikasi publik antara Plt. Sekda Anambas, Radja Tjelak dengan sejumlah unsur masyarakat yang ada di Anambas. Karena itu, pihaknya sangat menyayangkan terjadinya hal tersebut, karena sangat membahayakan Pemkab Anambas kedepannya khususnya dalam menjalankan kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan public.

Menanggapi aksi penolakan dirinya sebagai Plt Sekda, Radja Tjelak Nur Djalal yang dikonfirmasi dengan singkat mengatakan bahwa semua orang berhak mennyampaikan pendapat asal itu benar. Namun kata Tjelak, dirinya juga nanti akan memberikan penjelasan dan hak jawab, terkait apa-apa yang dituduhkan. Riky R