Cikunggunya menyerang warga natuna


Natuna Dengan maraknya warga terinfeksi penyakit Chikungnya atau lebih dikenal dengan penyakit Robot yang disebabkan oleh nyamuk, Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna kuatir hal tersebut itu akan berberpotensi timbulnya penyakit baru yakni Demam Berdarah (DBD). Kehawatiran tersebut dinilai karena, jenis nyamuk DBD tidak jauh berbeda dengan jenis nyamuk Chukungnya.

Untuk itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna akan segera mengerakkan kader-kader kesehatan baru yang tergabung dalam Juru Pemantau Jentik (Jumantuk) di setiap Desa. Kegiatan tersebut bertujuan, untuk memantau jentik-jentik nyamuk yang ada Desa-desa agar perkembangan jentik nyamuk chikingnya yang membawa virus Agro ataupun jentik nyamuk DBD yang membawa virus Dengue dapat atasi.

Kapala Bidang (kabid) Pemberantasan dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Natuna dr. Sunarto mengatakan, pembentukan kader Jumantik tersebut dilakukan karena, melihat keadaan cuaca di Kabupaten Natuna khususnya kota Ranai yang saat ini tidak stabil sebentar hujan dan sebentar panas sehingga berpotensi akan munculnya jenis jentik nyamuk dewasa yang baru.

"Kita akan segera mengerakkan kader-kader kesehatan baru untuk memantau perkembangan jentik-jentik nyamuk disetiap daerah, yang diprogramkan dari rumah- kerumah yang terdiri sepuluh orang dalam di setiap Puskesmas," papar Sunarto kepada Hoki, Selasa pekan lalau , di ruang kerjannya.

Lanjut Sunarto, sedangkan untuk penderita penyakit Chikungnya sendiri, sampai saat ini telah terjadi penurunan sekitar 30 persen pasien penderita Chikungnya dibeberapa daerah yang di katerorikan warning. Hal ini di ketahui setelah Diskes melakukan beberapa upaya seperti melakukan pengasapan (fogging) dan pembagian bubuk tabur ABT kepada warga secara cuma-cuma.

"Penuruanan angka penderita chikungnya tersebut diketahui setelah, dilakukan beberapa langkah seperti pengasapan (fogging) dan pembagian bubuk tabur ABT kepada warga secara gratis, yang bertujuan sebagai langkah pencegahan berkembangnya jentik-jentik nyamuk yang membawa virus chikungnya yang semakin meluas," paparnya.

Sunarto juga menghimbau kepada masyarakat, dengan adanya muncul penyakit chikungnya berarti berpotensi besar akan munculnya juga DBD. Untuk itu, sebagai langkah pencegahan diharapkan kepada masyarakat selalu membersihkan lingkungan untuk mencegah berkembangnya jentik-jentik nyamuk,"saya menghimbau kepada masyarakat agar, selalu menerapkan pola hidup bersih seperti menguras bak air, menimbun tempat genangan air, cuci tangan sebelum makan dan pola hidup bersih dan sehat," himbau Sunarto.

LSM Gerbang utara mensosialisaikan wabah yang sekarang di landa warga natuna
Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya.

Chikungunya berasal dari bahasa Shawill yang berarti ? Yang Berubah Bentuk atau Bungkuk ? mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat ( Arthralgia ), Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan ( MSDS ) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada ? Lutut Pergelangan Kaki Serta Persendian Tangan Dan Kaki ?.

Gejala Demam Chikungunya mirip dengan Demam Berdarah Dengue yaitu Demam yang tinggi, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot serta bintik-bintik merah pada kulit terutama badan dan lengan.

Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan ( Schok ) maupun kematian. Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari .

Virus ini termasuk ? Self Limiting Disease ? alias hilang dengan sendirinya. Namun rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. ?Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di warung, yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi ?,

benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.


saran Safrizal sofyan LSM Gerbang Utara pemerhati Lingkungan Natuna.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Turis Kunjungi Sejumlah Wisata Anambas

Avatar yg dapat menguasai ke-4 elemen & membawa 'keseimbangan' dunia