Aku Tetap Menjadi Nelayan Natuna



Bila kondisi laut tidak berombak besar, dan musim menangkap ikan, maka dapat dipastikan semua perahu akan turun ke laut, mencari ikan. Hanya, perahu-perahu, yang dalam perbaiak, atau dalam kondisi rusak sama sekali, yang terlihat saat itu.
Sebaliknya, jika kondisi ombak besar atau laut sepi tangkapan, maka para nelayan pun tidak turun ke laut. Jika dipaksakan, hasilnya tidak saja merugi, tetapi bisa saja, perahu karam dibuatnya.



“Ini laut baru sepi Mas, semua nelayan di sini tidak turun ke laut. Waktu seperti ini, akan digunakan para nelayan untuk memperbaiki perahu dan mesin,” tutur Rahmat (51) salah seorang nelayan desa Pian Tenggah Kecamatan Bunguran Tenggah Provinsi Kepri .


Pria yang mengaku menjadi nelayan semenjak lulus SD ini, menjelaskan bahwa jika musim penghujan, nelayan banyak nganggurnya. Dan waktu, hanya dipergunakan untuk memperbaiki atau merawat peralatan menangkap ikan. Seperti misalnya, memperbaiki perahu dengan menambal pada tempat yang bocor. Mengecatnya, agar lebih awet. Dan memperbaiki mesin yang “kurang sehat” termasuk alat tangkap ikan.


Mengenai biaya perbaikan, semuanya bila ada tabungan maka menggunakan uang simpanan atau menjual apa saja yang ada. Namun, bila tidak ada, biasanya dilakukan dengan mengutang tetangga, untuk kemudian membayarnya pada saat musin turun ke laut.
Menurutnya, untuk biaya perbaikan dibutuhkan sedikitnya Rp 2 juta. Dan dalam kurun waktu setahun, dibutuhkan 3 kali perbaikan, agar perahu dan alat tangkap, awet dipergunakan.


Ditanya modal yang diperlukan untuk terjun menjadi nelayan, diakui beberapa nelayan hampir Rp 40 juta, sebagai modal awal untuk membeli perahu pompon dengan ukuran 2 ton, mesin dan juga alat tangkapnya.walau kondisi harga serba mahal saya tetap menjadi seorang nelayan karena hanya nelayan yang dapat menafkahi keluarga saya,ujarnya.


Itu baru, modal awal. Sedangkan modal lain, adalah modal operasional untuk turun melaut, yang besarnya antara Rp 15-Rp 20 juta. Dengan besarnya biaya yang dikeluarkan tersebut, tak ayal kehidupan para nelayan, cukup memperihatinkan. Ini karena besarnya, biaya operasional yang dibutuhkan, untuk sekali melaut.


Memang, jika kondisi laut ramai, semua biaya operasional tersebut bisa tertutupi, bahkan, bisa disisihkan sebagai penghasilan para nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Nanun, terkadang, kondisi laut, tidak bersahabat. Dan di saat itulah, para nelayan tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Mereka terpaksa menumpuk hutang di warung-warung, dengan janji akan melunasinya, pada saat melaut kembali.


Para nelayan mengungkapkan, tingginya, operasional membuat mereka kesulitan dalam mengatur keuangan. Jangankan untuk memperbaiki rumah tinggal, untuk makan sehari-hari saja, cukup seadanya.

Lanjut para nelayan, satu perahu biasanya dijalankan 3-4 orang nelayan. Sedangkan ikan yang didapatkan adalah “Simbek”, sebutan untuk ikan tongkol bagi nelayan Natuna.

Masalah lain yang muncul adalah tidak adanya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang memadai Karena itu, para nelayan Natuna, harus menyeberang lautan menuju ke pusat kota Natuna di Pasar Ranai. Kalau tidak, mereka terpaksa menjual hasil tangkapan kepada para pengepul-pengepul yang ada daerah semenanjung pantai Pian Tengah yang akan di bawa ke Ranai Kota Kabupaten.

Sementara harga ikan di pasar ikan Ranai saat ini di awal bulan Juli 2011 berkisar Rp15 ribu sampai Rp25 ribu, itu pun tergantung jenis ikan yang dijual.


Harga ikan tongkol ukuran sedang per ekornya Rp20 ribu, sedangkan ukuran besar Rp30 ribu. Padahal, kalau cuaca normal, harga ikan tongkol ukuran kecil hanya berukuran Rp10 ribu sampai Rp15 ribu. Begitu juga dengan ukuran besar berkisar Rp20 ribu sampai Rp25 ribu.


" Iya, pasokan ikan di pasar agak menurun dari hari biasanya, dan harganya juga naik sedikit. Kondisi ini karena pasokan ikan dari nelayan menurun dari hari biasanya," ujar Amrullah salah satu pedagang ikan di pasar ikan Ranai kepada Media ini menuturkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cikunggunya menyerang warga natuna

Turis Kunjungi Sejumlah Wisata Anambas

Avatar yg dapat menguasai ke-4 elemen & membawa 'keseimbangan' dunia