“Gudang Garam dan Artha Graha Berencana Investasi Ilyas Sabli Undang Investor ke Natuna”




Natuna, batamtoday - Bupati Natuna Ilyas Sabli menyatakan pemerintahannya siap menyediakan fasilitas yang dibutuhkan para investor yang berniat serius menanamkan modalnya di Kabupaten Natuna. Fasilitas dimaksud adalah penyediaan lahan dan pembebasan pajak untuk tiga tahun pertama.

"Kita akan melihat perusahaan mana yan serius berinventasi di daerah ini dan kita menyediakan fasilitas apa yang dibutuhkan para investor. Lahan akan kita sediakan dan mereka akan kita bebaskan dari pajak selama tiga tahun pertama," ujar Ilyas berpromosi saat ditemui batamtoday, pada akhir pekan lusa.

Menurut mantan Sekda Natuna ini, dua insentif yang diberikan pemerintah daerah tersebut diharapkan mampu menarik minta para investor untuk berinvestasi di Natuna.

"Ini sudah menjadi komitmen saya sebagai Bupati Natuna yang baru, untuk menarik investasi sebesar-besarnya ke Natuna, dan saya berharap masyarakat Natuna ikut mendukung rencana ini, supaya pembangunan Natuna mengalami percepatan," kata Ilyas penuh optimis.

Komitmen Bupati Natuna Ilyas Sabli dan wakilnya Imalko untuk membangun Kabupaten Natuna di semua sektor jelas sangat ditunggu masyarakat sehingga pergerakan roda perekonomian dapat tumbuh secara otomatis dan bergerak cepat dengan terbukanya lapangan pekerjaan.

Dari sekian banyak calon investor, dua nama besar disebutkan Ilyas yang pernah diundang pihaknya yaitu PT Gudang Garam Group dan PT Artha Graha Group. Dua perusahaan besar ini memang sudah lama melirik Natuna karena mereka juga mahfum dengan sumberdaya alam yang melimpah ruah di negeri Laut Sakti Rantau Bertuah ini.

Natuna dikenal kaya akan sumber daya alamnya, baik itu minyak dan gas, perikanan, dan juga potensi keindahan alamnya, yang sama sekali belum digarap.

Masih Terdapat Kendala

Namun sayangnya, upaya untuk menarik investor ini masih dalam posisi tarik ulur, karena masih adanya kendala besar, baik yang bersifat strategis maupun teknis.

Kendala strategisnya adalah hingga saat ini Kabupaten Natuna belum juga mempunyai Rencana Tata Ruang (RTRW). Kendala ini bersifat yuridis-strategis, karena tanpa dasar hukum yang jelas, tentu investor akan enggan datang dan menanamkan modalnya.

Lambatnya penyusunan RTRW ini, oleh sementara pihak pernah dituding karena masih ada segelintir orang di Natuna yang ingin memanfaatkan ketidakjelasan penataan tata ruang di Natuna.

Setidaknya hal ini pernah dilontarkan oleh salah seorang anggota DPRD Natuna, Sunaryo, kepada batamtoday beberapa waktu lalu,

"Saya melihat masih ada segelintir orang yang ingin mendapatkan keuntungan pribadi, karena jika RTRW sudah jelas, maka tidak bisa lagi seseorang atau sekelompok orang membangun dan berbuat seenaknya," kata Sunaryo.

Sedangkan kendala yang bersifat teknis, adalah hingga saat ini Natuna belum mempunyai pelabuhan ekspor-impor yang dapat disandari kapal-kapal bertonase besar. Selain itu, di Natuna juga belum berdiri Kantor Bea dan Cukai. Karena itu pula, ekspor hasil laut Natuna dan pengurusan dokumennya masih melalui Kabupaten Kepulauan Anambas.

"Ya, sampai saat ini pengurusan dokumen atas hasil ekspor ikan Natuna masih harus diurus di Anambas," Kata Ilyas Sabli.

Ilyas Sabli mengatakan, Pemkab Natuna berkeinginan sekali membangun sebuah pelabuhan ekspor-impor dan seiring dengan keinginan itu dia juga berharap agar Direktorat Jenderal BC dapat segera membuka kantornya di Natuna.

“Tentu itu tidak bukanlah hal yang mudah, perlu perjuangan keras dari semua pihak,” kata Bupati dari Kabupaten yang berdiri pada tahun 1999 ini (dan pada 2008 wilayah Kecamatan Anambas memisahkan diri dan menjadi kabupaten sendiri yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas).

“Sebulan sekali, kapal dari Hong Kong datang “menjemput” ikan napoleon dan kerapu hasil budidaya warga,” kata Bupati.

Ia mengemukakan, sebagai daerah perikanan, Natuna juga perlu segera membangun pabrik pengolahan ikan, sehingga ikan yang dihasilkan perairan Natuna memiliki nilai tambah, dan dapat diekspor dalam bentuk kalengan atau dalam kemasan plastik.

Ilyas Sabli menegaskan, pihaknya saat ini tengah menjajaki agar salah satu investor yang telah menyatakan minatnya, yaitu PT Gudang Garam Grup dan juga PT Artha Graha Grup agar mau mendirikan pabrik pengolahan ikan selain perkebunan kelapa sawit di Pulau Bunguran Besar.

Ilyas Sabli telah dua kali bertemu dengan salah satu calon investor dalam negeri tersebut untuk membicarakan kemungkinan investasi di perkebunan sawit dan perikanan laut.

Selain itu, Bupati juga mengatakan dirinya dijadwalkan pada 7 Juni 2011 akan menerima kunjungan pengusaha dari Cina yang ingin mengetahui peluang-peluang investasi di Natuna.

“Kami akan mengarahkan investor Cina membuka pabrik pengolahan ikan,” katanya.
(Riky Rinovsky/TN)
http://www.batamtoday.com/detail_berita.php?id=4673

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cikunggunya menyerang warga natuna

Turis Kunjungi Sejumlah Wisata Anambas

Avatar yg dapat menguasai ke-4 elemen & membawa 'keseimbangan' dunia