Natuna Banyak jalan Berlubang

Berdasarkan informasi yang di tulis Oleh media Portal terbitan Provinsi kepri www.Batamtoday.com, pada tanggal Minggu, 29-05-2011 berjudul “Kualitas Aspal Buruk atau tidak sesuai Bestek? Banyak Jalan Berlubang di Natuna “ Sulitnya mendapatkan kualitas aspal yang standar mengakibatkan sejumlah ruas jalan di wilayah Kabupaten Natuna, banyak yang berlubang. Bahkan, meski ruas jalan tersebut baru saja dikerjakan dan masih dalam tahap pemeliharaan, sudah terlihat retakan pada bibir jalan. Selain karena kualitas aspal. juga diduga pengerjaan proyek tidak sesuai bestek.


Jalan berlubang menjadi salah satu faktor utama dari dari seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas di Natuna. Jalan berlubang bukanlah sesuatu hal asing yang sulit ditemukan.


Pantauan batamtoday, kondisi jalan berlubang banyak terlihat di persimpangan ruas jalan Soebrantas, ruas jalan menuju kantor Bupati dan sejumlah ruas jalan sentral lainya.


“Padahal baru kemarin sore, belum genap satu tahun jalan ini dikerjakan pihak kontraktor, tetapi sekarang sudah rusak dan banyak berlubang,” kata Aminuddin salah seorang pengguna jalan kepada batamtoday, menunjuk jalan menuju Kantor Bupati Bukit Arai.


“Kondisi ini sering membuat pengendara jatuh bahkan tabrakan karena sama-sama menghindari lubang,” ujar Tomy, warga sekitar Bandarsyah menjelaskan kepada batamtoday, Jumat 27 Mei 2011.


Kerusakan tidak saja terjadi di ruas jalan Bukit Arai, sejumlah ruas jalan yang jauh dari perkotaan kondisinya juga tidak jauh berbeda. Seperti ruas jalan menuju Desa Sungai Hulu. Menurut Tamrin, seorang Guru MTS, yang tinggal di SP 1 Desa Harapan Jaya ini, mengatakan kerusakan jalan di desanya terjadi akibat pengerjaaan oleh kontraktor yang terkesan asal jadi dan dia mengatakan, lebih banyak pasir dan kerikil ketmbang Aspal.


“Lihat saja, sisi kiri dan kanan ruas jalan tersebut tidak rata, dan ini terdapat di sepanjang lintasan jalan menuju ke SP 1 dan 2 kecamatan Bunguran Tengah,” katanya.


Ia menyayangkan Pemkab Natuna yang belum melakukan perbaikan terhadap sarana jalan tersebut, padahal ruas jalan itu adalah satu-satunya akses masyarakat melakukan aktifitas sehari-hari.



Hal yang sama juga dirasakan warga Ranai Kota, karena kerap diguyur hujan deras yang berlangsung hampir tiap hari, kondisi jalan di sejumlah ruas jalan di Ranai Kota, rusak. Salah satunya adalah ruas jalan M Yusuf, yang menurut warga sekitar perlu diperbaiki, namun hingga kini belum ada tanda-tanda akan disentuh.


“Lihat saja, kondisi jalan ini tampak makin rusak dan banyak yang berlubang. Jika turun hujan, lubang-lubang di tengah jalan itu bagaikan sarang ikan,” timpal Diran, warga Ranai, seraya menunjuk ruas jalan M Yusuf saat dia hendak menuju ke kantor yang berada di jalur ruas jalan tersebut.



Dengan kondisi jalan yang rusak parah tersebut, lanjut Diran, para pengendara sepeda motor sangat kuatir terjatuh, saat ban kendaraannya masuk lubang di tengah jalan. Apalagi saat turun hujan, kondisi ruas jalan tertutup genangan air sehingga sangat rentan kecelakaan.



Dia bercerita, dua hari sebelumnya seorang temannya terjatuh saat mengendarai sepeda motor. Hal itu akibat roda banya masuk lubang yang cukup dalam, pada malam hari.



Diran menambahkan, selama ini warga secara sukarela telah menambal lubang-lubang jalan dengan tanah dan pasir. Upaya ini dilakukan agar kondisi ruas jalan menjadi sedikit mulus dan tidak berlubang. Namun karena tidak dengan aspal, maka jika turun hujan, tambalan jalan terkelupas dan lubang kembali membahayakan pengendara.


Ketua RT 4 RW 5, Adham, mengakui sudah lama warga berkeluh kesah dengan kondisi ruas jalan Imam Jerni dan MYusuf. Warga juga telah berulang kali mengusulkan perbaikan pada saat Musrenbang.


“Hanya usulan yang dilayangkan tidak pernah muncul setiap tahun. Karena itu kita berharap Pemkab bisa membangun jalan lingkungan itu, sekaligus dengan drainase,” pintanya.


Terpisah, tokoh Pemuda Tempatan, Wan Dewa meminta Dinas PU untuk segera membuat perencanaan pembangunan jalan di seluruh Kota Ranai. Menurutnya, ruas jalan yang ada sudah tidak layak lagi ada di ibukota kabupaten.


“Kondisi jalan lingkungan bagai jalan perkampungan, perlu perhatian! dan jangan hanya kosentrasi pembangunan di Desa saja bahkan Natuna masih belum layak disebut kota dengan kondisi dan realitas seperti contoh di kawasan Belakang Deretan Ruko Bank BRI di persimpangan masjid Jami saja masih terlihat kurangnya pembangunan yang masih belum tersentuh oleh pemerintahan baik daerah maupun Provinsi kepri,” ungkapya prihatin.


Hal yang sama juga terjadi di Jl.Pramuka dengan Jl.Sukarno Hatta yang merupakan ruas jalan protokol atau utama di Ranai masih jauh dari standar jalan yang diharapakan, ungkapnya.


“Sebelas tahun dibangun, belum ada pertanda perbaikan, baik infrastruktur maupun bangunan fisik masih jauh dari pengharapan masarakat yang taat membayar pajak,” tuturnya seraya menambahkan.


bahwa kini sepanjang ruas jalan yang terlihat hanya jalan dengan tanah merah dengan kubangan lumpur seperti di kawasan Air lakon, Batu Ampar Hang jebat dan Dewi sartika yang masih butuh pengaspalan, harap warga sekitar pemukiman .


Menangapi keluhan ini, Wakil Ketua DPRD Natuna, Dwitra Gunawan, meminta Dinas PU untuk segera membuat Design Engenering Detail (DED) terhadap ruas jalan pemukiman tersebut, utamanya ruas-ruas jalan protokol serta jalan tembus dalam kota.


“Ini supaya perencanaan jalan lingkungan warga dapat dianggarkan,” katanya kepada batamtoday Jumat, 27 Mei 2011.


Wakil Ketua Partai Demokrat Kabupaten Natuna ini menambahkan. dalam perencanaanya, Dinas PU harus melihat kondisi jalan. Jika lebarnya lebih dari 2 Meter, maka sebaiknya dibangun beton bertulang mengingat ruas jalan-jalan itu dipastikan akan dilewati kendaraan roda empat.



“Kalau masih menggunakan semenisasi, ketahanannya tidak berlangsung lama. Jadi supaya lebih sempurna, dibangun bersamaan drainase,” terang Dwitra Gunawan.


Tambah Dwitra, pihak Dewan sudah sepakat bahwa untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur, pihak Dinas harus membuat perencanaan dengan matang. Selain itu, kegiatan perencanaan sebaiknya dianggarkan pada APBD Perubahan dan pelaksanaan pekerjaan fisik dianggarkan pada APBD Murni.

“Hal ini untuk menghindari terjadinya pelelangan perencanaan dan pekerjaan dalam masa yang bersamaan atau satu tahun anggaran,” tandas Dwitra.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cikunggunya menyerang warga natuna

Turis Kunjungi Sejumlah Wisata Anambas

Avatar yg dapat menguasai ke-4 elemen & membawa 'keseimbangan' dunia