Mawlana Shaykh Hisham Kabbani Shuhbah Zhuhr
Mawlana
Shaykh Hisham Kabbani
Mawlana
Syekh Hisyam Kabbani
30
Maret 2013 New Jersey
Shuhbah Zhuhr di
Kediaman Pribadi
Allahumma shalli `alaa
Sayyidina Muhammad wa `alaa aalihi Sayyidina Muhammadin wa shahbihi wa sallim.
A`uudzu billahi min
asy-Syaythaani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.
Nawaytu 'l-arba`iin,
nawaytu 'l-`itikaaf, nawaytu 'l-khalwah, nawaytu 'l-`uzlah,
nawaytu 'r-riyaadhah,
nawaytu 's-suluuk, lillahi ta`alaa fii haadza 'l-masjid.
Apakah kita bertanya
kepada diri sendiri, mengapa kita berada di sini? Apa manfaatnya berada
di sini? Apakah ada sesuatu yang istimewa yang membuat kita datang ke
sini? Ya, ada sesuatu yang istimewa. Ke mana pun awliyaullah pergi,
tempat itu menjadi sebuah maqaam. Itu artinya, wali itu akan datang
setiap 24 jam dalam dimensi spiritual, paling tidak sekali untuk datang dan
kemudian pergi. Dan dalam dimensi spiritual, datang secara spiritual
adalah lebih cepat daripada ketika mereka bergerak dengan tubuh fisiknya.
Sebelumnya kita katakan
bahwa ada bintang-gemintang yang dapat kalian lihat di kejauhan, dua miliar
tahun jauhnya, tetapi cahayanya tetap terlihat. Bisa saja bintang itu
tidak lagi berada di sana, tetapi cahayanya masih ada. Seberapa cepat
cahaya itu bergerak? Ia bergerak dengan kecepatan 300.000 kilometer per
detik sampai ia tiba di sini, dan bintang itu mungkin saja tidak berada di
sana, mungkin ia sudah pergi, tetapi cahayanya tetap sampai, karena cahaya itu
harus menempuh sejumlah jarak tertentu, berulah sampai kepada kita dan mungkin
ia akan melanjutkan perjalanannya ke tempat yang hanya Allah yang tahu.
Apakah kita bertanya
pada diri kita bahwa setiap hari ada 250.000 kelahiran? Saya telah
mengatakannya sebelumnya, dan saya harus mengoreksinya bahwa saya pernah
membaca di sebuah artikel yang mengatakan ada 10 juta kelahiran setiap hari
tetapi beberapa orang mengeceknya dan mengatakan bahwa itu tidak benar, yang
benar adalah 250.000 setiap hari.
Apakah kita memikirkan bahwa setelah
empat bulan sepuluh hari atau lebih cepat bagaimana ruh memasuki rahim Ibu?
Ruh itu berasal dari Samudra Ruh, dari Bahr al-Qudra, Samudra
Kekuatan, dari Siffat al-Khaliq, Sifat Sang Pencipta! Segera
setelah Allah perintahkan, ruh itu sampai ke rahim ibu. Jika ada 250.000
kelahiran setiap hari, itu artinya setiap detik ratusan dan ratusan ruh
memasuki rahim ibu-ibu mereka.
Apakah mereka membuat suatu kesalahan?
Mungkinkah sebuah ruh pergi ke ibunya X dan ruh X masuk ke ibu yang lain,
tetapi jika itu masalahnya maka ruh yang lain harus pergi ke ibu yang lain,
apakah mereka melakukan suatu kesalahan? Tidak, tidak ada kesalahan
apapun; mereka datang dan mereka mengetahui rahim mana yang harus mereka tuju.
Dan bagaimana cara mereka
masuk ke dalam rahim? Saya mengangkat contoh itu untuk memperlihatkan
kecepatan dan seberapa cepat ruh itu datang; ruh itu datang dari luar alam
semesta ini sementara cahaya bintang tadi berasal dari dalam alam semesta ini.
Segala sesuatu yang berasal dari luar alam semesta tidak dapat terukur,
sementara sesuatu yang berasal dari dalam alam semesta ini mempunyai ukuran.
Jadi cahaya bintang mempunyai ukuran, tetapi ruh yang masuk ke dalam
rahim ibu tidak mempunyai ukuran seberapa cepat atau seberapa jauh jarak yang
ditempuhnya karena ruh itu menggunakan kecepatan spiritual yang tidak terbatas,
kecepatan yang sangat cepat, segera.
Itulah sebabnya mengapa
Nabi (s) pergi dengan Buraaq, menggunakan kecepatan itu untuk
pergi dan kembali dengan tubuhnya sementara tempat tidurnya masih hangat.
Beliau (s) tidak hanya pergi dengan ruhnya saja, tetapi juga dengan
tubuhnya.
Itu lebih ajaib, beliau (s) pergi dengan tubuhnya dan itu
memperlihatkan betapa halusnya beliau (s), sehingga beliau (s) dapat pergi dan kembali
dengan kecepatan yang hanya Allah saja yang tahu. Kita tidak dapat
mengukurnya karena itu adalah mustahil, yang kita ketahui adalah bahwa beliau
(s) tidak hanya pergi, tetapi beliau (s) juga mengamati segala sesuatu yang
dilaluinya dalam berbagai tingkatan alam semesta ini dan kemudian di langit.
Apakah menurut kalian beliau (s) hanya pergi dan tidak melihat apa-apa?
Ketika beliau (s) sampai di setiap tingkatan langit, para malaikat dari
masing-masing Surga menyambutnya dalam suatu prosesi penyambutan. Allah
mengirimkan para malaikat dalam prosesi itu untuk bertemu dengannya dalam
setiap surga. Seluruh surga dihiasi dengan seketika dan para malaikat
berkumpul dalam prosesi penyambutannya, seperti halnya ketika seorang VIP tiba
di bandara, semua orang penting dari negara itu akan datang dan mengadakan
prosesi penyambutan untuknya.
Siapa yang mengadakan
prosesi penyambutan untuk Nabi (s)? Siapa yang memerintahkannya?
Allah memerintahkan para malaikat untuk mengadakan prosesi penyambutan
itu. Lihat, betapa besar t`aziim, takzim dan takriim,
penghormatan yang Allah berikan untuk Nabi-Nya (s)! Kita membaca kisahnya
namun kita tidak memikirkannya karena kisah itu tidak memberikan makna
sebenarnya, tetapi awliyaullah memberikan makna sebenarnya dan membuat
kalian berpikir dan bertanya pada diri sendiri, “Mengapa aku berjalan bagaikan
keledai?” Kalian dan saya, kita semua berjalan bagaikan keledai, mengejar
apa-apa yang kita sukai dan menjadi terikat padanya. Itu artinya hubb
ad-dunya (kecintaan pada dunia ini).
Saya tidak mengatakan,
“Tinggalkan dunia.” Saya harus mengoreksi apa yang saya katakan dalam khotbah
kemarin di depan banyak orang. Ada banyak representatif dalam tarekat ini
yang mengatakan, “Tinggalkan dunia,” tetapi mereka malah memegang erat
dunia! Mereka memberikan ceramah dan meletakkannya di dalam website mereka
dengan mengatakan, “Tinggalkan dunia.” Tinggalkan ke mana? Mengapa
bukan ia dulu yang meninggalkannya, setelah itu barulah kita mengikutinya.
Jadilah seorang panutan, tinggalkan dunia dan kita akan mengikuti
jejaknya! Mereka berkata kepada kalian, “Tinggalkan dunia dan kejarlah
akhirat,” sementara Allah berfirman, “Ya, tentu saja tinggalkan dunia,” tetapi
Sayyidina `Ali (r) berkata, “Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah engkau akan
hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati
besok.” Itu artinya seimbang antara keduanya, dunia dan akhirat; jangan
tinggalkan dunia dan hanya bekerja untuk akhirat saja. Jika kita harus
‘meninggalkan dunia,’ maka Allah (swt) tidak akan berfirman,
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
Rabbana atinaa fi
’d-dunya hasanatan wa fi ‘l-akhirati hasanatan wa qina `adzaba ‘ n-naar.
Wahai Tuhan kami,
berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami
dari siksa Neraka. (Surah al-Baqarah,
2:201)
Allah berfirman untuk membaca doa itu, dan
ketika kita menyeimbangkan dunia dan akhirat, maka kita berhak mendapat apa
yang Dia firmankan setelahnya, yaitu bagian terakhir dari ayat tesebut, wa
qinaa `adzaab an-naar, “Lindungilah kami dari siksa Neraka.” Itu
artinya barang siapa yang menyeimbangkan dirinya di dunia dan akhirat, ia akan
dijauhkan dari siksa Neraka.
Dan apa yang dimaksud dengan siksa neraka, `adzaab
an-naar? Ada begitu banyak pemahaman, termasuk berbagai kesulitan di
dunia dan kesulitan di akhirat, itu artinya kalian akan mendapatkan hukuman
Neraka di dunia dan akhirat.
Jadi Nabi (s) akan
memasuki prosesi penyambutan dengan Buraaq, Sayyidina Jibril, Sayyidina
Israfiil, Sayyidina Mika`iil, Sayyidina Azra`iil, Malak al-Mawt (a),
mereka semua membawa Nabi (s) dan pergi bersama para malaikat mengunjungi
Surga, dan mengunjungi Masjid al-Aqsha. Dan sebagian riwayat mengatakan bahwa
beliau (s) mengunjungi Madinat al-Munawarrah dahulu, di mana beliau (s)
menginjakkan kakinya di tempat di mana beliau (s) akan tinggal di masa
mendatang, kemudian beliau (s) melanjutkan perjalanannya ke Masjid al-Aqsha.
Dan itulah sebabnya mengapa Madinah menangis untuk Nabi (s) dan beliau
(s) dapat mendengarnya. Beliau (s) tidak seperti kita, setiap batu dan setiap
pohon, setiap pohon kurma dan tanah di Madinah menangis untuk Nabi (s) yang telah
menginjakkan kakinya yang suci di sana dan kemudian pergi ke Masjid al-Aqsha.
Ini masih di alam semesta, tetapi dengan kecepatan apa? Sekarang, jika
kalian terbang dari Madinah ke Masjid al-Aqsha, atau dari Mekah ke Masjid
al-Aqsha kalian memerlukan waktu 1,5 jam, tetapi Nabi (s) pergi ke sana lalu
naik ke Qaaba Qawsayni aw Adnaa, Maqam Dua Busur Panah atau lebih dekat
lagi, dalam waktu kurang dari dua jam dan tempat tidurnya masih hangat.
Beliau (s) pergi dan semua arak-arakan di langit menyambut Sayyidina Muhammad
(s), dari satu Surga ke Surga yang lain, hingga Surga ketujuh, dan beliau (s)
melanjutkan perjalanannya sendiri ke Qaaba Qawsayni aw Adnaa dan
kemudian kembali.
Jadi kita katakan,
mengapa kita datang ke sini? Kalian datang ke sini dan mendapatkan
berkah, dan kalian akan dibusanai dengannya dan ketika kalian pulang ke rumah,
kalian akan menyebarkan berkah itu di daerah tempat tinggal kalian karena di
rumah ini Mawlana pernah menginjakkan kakinya di sini dan beliau tidur di sini
dan bertemu orang-orang di sini dan beliau menumbuhkan benih di sini, di rumah
ini. Itulah sebabnya saya senang untuk pergi ke sini, karena rohani
Mawlana berada di sini, spiritualitas Mawlana muncul di sini, di rumah ini, dan
ini adalah untuk pertama kalinya saya mengatakan hal ini karena orang ini,
(seorang murid) dari Mali, membuka subjek tersebut.
Demi negerinya agar
selamat, Allah menyelamatkannya dengan mengambil dua dari saudara-saudaranya
dalam sebuah kecelakaan yang memaksanya untuk pulang ke sana untuk menyerahkan
warisan dari saudara-saudaranya itu kepada anak-anak mereka, dan ia membawa
berkah Mawlana di pundaknya, untuk menghentikan penghancuran yang terjadi di
Mali!
Para pengikut
Naqsybandi, para pengikut Mawlana Syekh Nazim (q) mempunyai keistimewaan dan
orang ini mempunyai suatu keistimewaan.
Mawlana sering kali memintanya
untuk memimpin zikir bagi orang-orang Afrika di Montreal dan sejak saat itu ia
melakukan zikir untuk orang-orang Afrika dan ia membawa tajali dan membawanya
ke Mali. (Dua orang ini) juga melakukan zikir.
Jadi, jika
saudaranya tidak meninggal dunia, ia tidak akan pulang ke Mali, tetapi mereka
menginginkannya untuk pulang karena ia adalah salah satu orang yang akan
menyelamatkan negeri Mali melalui tajali yang mereka sandangkan kepadanya. Para
Awliyaullah melakukan hal-hal yang tidak kita pahami, dan mereka
mempunyai keistimewaan-keistimewaan.
Untuk apa kita datang ke
sini? Kita tidak datang ke sini untuk berbisnis. Mereka mengatakan,
“Tinggalkan dunia.” Apakah datang ke sini berarti bukan di dunia?
Mereka datang dari Kanada. Mengapa mereka harus datang, apa
masalahnya? Bukan hanya demi seorang syekh? Dengan teknologi,
kalian dapat melihat ratusan syekh dan mendengarkan apa yang mereka katakan.
Tetapi apa manfaatnya? Ada sesuatu yang tidak kita lihat, kita
tidak melihat busana apa yang Allah perintahkan kepada para malaikat-Nya untuk
disandangkan kepada orang-orang yang menghadiri majelis semacam itu.
Kalian datang dalam keadaan miskin dan pulang dalam keadaan kaya; kalian
menghabiskan uang yang kalian simpan untuk mengikuti majelis ini dan kalian
menjadi miskin lagi, lalu kalian kembali lagi dan menjadi kaya lagi dan menjadi
bangkrut ketika kalian datang lagi. Jadi ini adalah sebuah tempat, sebuah
mesin, kalian pergi, kalian datang ke sini, kalian menghasilkan uang untuk
akhirat kalian.
Apakah uang untuk
akhirat itu? Itu artinya, “Allah menyelamatkan saya, kalian dan setiap
orang dari azab!” Allah memberi pahala pada kalian. Itu artinya
Allah menyelamatkan kalian ketika kalian mengakumulasi pahala-pahala ini,
kalian menjadi seperti sebuah bintang yang bersinar di masyarakat kalian,
walaupun kalian tidak mengatakan apa-apa, tetapi sosok kalian mengenakan busana
itu.
Energi baik itu akan terefleksikan kepada merka dan kalian bagaikan
lampu sorot, walaupun kalian sendiri tidak melihatnya. Namun demikian,
mereka tidak ingin kalian melihat diri sendiri dan kemudian menjadi seperti
burung merak, tetapi mereka membusanai kalian agar orang-orang menjadi bahagia
ketika berada di sekeliling kalian; jadi kalian akan kehilangan energi itu
karena kalian tidak membangunnya sampai kalian datang kembali untuk kedua
kalinya dan kalian mengisinya (energi tersebut) kembali! Majelis itu
seperti sebuah mobil di mana kalian memberinya bahan bakar, dan ketika kalian
memasukan bahan bakar itu, mobil itu dapat bergerak tetapi jika tidak, ia tidak
akan bergerak.
Majelis seperti itu akan membuat kalian menantikan majelis
berikutnya untuk mengisi diri kalian lagi dan mendapatkan kepuasan, kepuasan rohani!
Untuk itulah, pada masa
Grandsyekh (q), semoga Allah memberkati ruhnya, dan untuk beberapa awliyaullah
dalam Silsilah Emas Naqsybandi, mereka tidak saa’ihiin atau suwaah,
mereka tidak bepergian dari satu negeri ke negeri lainnya, tetapi mereka diam di
tempatnya dan orang-orang mendatangi mereka dan belajar darinya serta duduk di
sekeliling mereka, tetapi ada juga awliyaullah yang Allah berikan
keistimewaan yang berbeda, di mana mereka pergi mengunjungi para pengikutnya
karena tidak semua dapat menemuinya, tetapi mereka dapat menjangkau para
pengikutnya.
Dan Grandsyekh (q), semoga Allah memberkati ruhnya, setelah
khalwat beliau yang terakhir, yang berlangsung selama satu tahun pada tahun
1967, apakah saya perlu mengatakannya? Mereka akan mendengarnya dari saya
tetapi membuatnya seolah-olah mereka mengetahuinya dan itu menjadi kata-kata
mereka. Tidak apa-apa, sebarkan dakwah.
Pada tahun 1967 ketika beliau
kembali dari Madinatu ‘l-Munawarrah, `ala saakinihaa afdhaal
ash-shalaat was-salaam, melakukan khalwat di sana selama satu tahun, pada
hari terakhir dalam suatu penglihatan spiritual, beliau diperintahkan untuk
tidak mendatangi orang-orang. Penglihatan itu muncul dan Nabi (s)
bersabda, “Yaa waladii! Kau tidak perlu mendatangi
orang-orang, itu bukan lagi untukmu, itu untuk orang-orang yang levelnya di
bawahmu. Kau tinggal di tempatmu. Sa ursila laka mukhlisi
ummatii, aku akan mengirimkan kepada kalian orang yang paling ikhlas di
antara umatku.”
Apa yang beliau katakan?
“Aku akan mengirimkan kepada kalian orang yang paling ikhlas di antara
umatku,” je vais enverez les plus sinceres de mois communite, je vous
enverez les plus sinceres de mon communite, “Aku akan mengirimkan orang
yang paling ikhlas di antara umatku.” Itu adalah sesuatu yang besar, bukan
sepele! “Jangan mendatangi mereka.” SubhaanAllah! Segera
setelah Nabi (s) mengatakan hal itu, Grandsyekh (q) kembali dari Madinatu
‘l-Munawarra.
Jantungnya terasa berat, tidak makan selama satu tahun,
dan beliau mengalami gagal jantung. Beliau mendatangi rumah putrinya di
pusat kota Damaskus, sebuah rumah yang sangat bagus, karena ia menikah dengan
seseorang dari keluarga yang sangat mapan, yaitu Nazeer ash-Shama. Putri
beliau, yaitu Madiha menikah dengan salah satu keluarga terpandang di Damaskus.
Dan beliau tinggal di sana dan berkata, “Nabi (s) bersabda kepadaku
melalui sebuah penglihatan spiritual agar aku tidak mendatangi orang-orang dan
Allah akan mengirimkan kepada kalian orang yang paling ikhlas di antara umat
ini.”
Beliau mengatakan hal ini kepada kami dan setelah beberapa hari,
beliau pulang ke rumahnya. Sejak saat itu, setiap hari rumahnya penuh,
orang-orang berdatangan dan beliau duduk memberi shuhbah, bahkan jika
seorang anak kecil datang dan duduk bersamanya, beliau juga akan membuka sebuah
shuhbah untuknya, beliau tidak berkata, “Yang ini untukmu dan yang ini
untuk orang dewasa,” Mengapa? Berpikirlah sejenak.
Beliau
memberikan pelajaran bagi anak-anak atau orang dewasa. Jika sekelompok
wanita datang, beliau tidak menerima seorang wanita sendiri, kecuali suaminya
juga ada di sana dan beliau sangat ketat dengan Syariah, tetapi beliau selalu
membuka sebuah shuhbah.
Saya sering kali
bertanya, walaupun kalian tidak berhak untuk bertanya, kadang-kadang Setan
datang dan berbisik, “Tanya mengapa.” Saya tidak bertanya, tetapi beliau
mengatakannya sendiri, “Karena aku memerlukan sebab untuk membuka sebuah shuhbah,
dan setiap anak atau bahkan bayi di hadapan Allah dianggap sebuah jiwa, seorang
manusia yang normal.
Itulah sebabnya ketika seorang anak dilahirkan,
segera setelah ia muncul, jika ia menangis dan kemudian meninggal dunia, kalian
tidak dapat menguburkannya tanpa melakukan Salat Jenazah untuknya, karena
jiwanyalah yang dianggap sebagai manusia.”
Jadi, manusia bagi
beliau, anak muda atau dewasa tidak masalah, beliau akan membuka sebuah shuhbah!
Beliau tidak akan membuka shuhbah tanpa sebab, karena jika kalian
membuka tanpa suatu sebab, seolah-olah kalian membuat diri kalian lebih baik
dari mereka; tetapi segera setelah seseorang duduk bersamanya, beliau akan
membuka sebuah shuhbah.
Dan beliau berkata, “Aku memerlukan sebab
untuk membuka shuhbah karena Allah memberiku, tentu saja dengan berkah
Nabi (s) dan awliyaullah, aku mempunyai keistimewaan di mana segera
setelah aku membuka sebuah shuhbah, seluruh jin di seluruh dunia dan
seluruh awliyaullah, 124,000 wali di seluruh dunia harus membuka
alat pendengarannya, artinya mereka harus membuka telinga mereka untuk
mendengar apa yang aku katakan dan mengambil nasihat darinya.
Jin di seluruh
dunia harus mendengar, dan awliyaullah di seluruh dunia harus
menghentikan segala aktivitasnya untuk mendengar shuhbah.”
Siapa namamu (bertanya
kepada seorang anak)? Apa yang akan diketahui oleh anak itu dari shuhbah,
tetapi beliau akan membuka bukan hanya untuk satu jam atau tiga puluh menit,
tetapi selama tiga jam! Dan beliau hanya bicara sedikit bahasa Arab.
Dan jika Grandsyekh (q) memulai bicara, penerjemahnya harus duduk di sana
untuk menerjemahkan kepada anak muda itu dan itu adalah sesuatu dari atas Qaaba
Qawsayni aw Adnaa, bukan di atasnya, tetapi itu artinya sesuatu yang sangat
dalam dari rahasia-rahasia yang telah dilemparkan ke dalam kalbu awliyaullah
dari Silsilah Emas, dari apa yang datang ke dalam kalbu Sayyidina Abu Bakr
as-Siddiq (r) dan Sayyidina `Ali dan mereka menggabungkannya pada Imam Ja`far
as-Sadiq (r).
Beliau berkata, “Untuk itulah aku membukanya,” beliau ingin
membusanai rahasia yang muncul dari kalbunya. Itu seperti air terjun
Niagara Falls, jadi apakah kalian bisa menghentikan alirannya? Saya pikir
mereka tidak bisa.
Kalbu Grandsyekh bukan Niagara Falls, tetapi itu
adalah air terjun Surgawi, karena beliau ingin memberikan materi ini keluar,
beliau ingin orang-orang mendengarnya, dan untuk mengosongkan kalbunya untuk
mendapatkan lebih banyak lagi.
Seperti halnya cangkir: jika kalian
mengisinya dengan air dan tidak meminumnya atau memberikannya kepada orang lain
untuk diminum, cangkir itu tetap penuh dan kalian tidak bisa mengisinya lagi.
Kalian ingin mengisinya lagi, jadi kalian harus mengosongkannya dulu.
Jadi beliau mengosongkan kalbunya agar lebih banyak lagi yang datang.
Awliyaullah ketika mereka mengosongkan (kalbunya), mereka
ingin bicara dengan seseorang. Ketika beliau berada dalam khalwat selama
lima tahun, beliau masih muda, hanya 18 tahun ketika beliau berkhalwat selama
lima tahun. Beliau diberi tujuh butir zaitun sehari dan sepotong roti.
Dapatkah kalian melakukan hal itu? Beliau berkata, “Aku masuk
begitu gemuk dan ketika keluar sangat kurus.” Beliau berkata, “Ketika aku
keluar, aku memiliki kecenderungan untuk bicara siang dan malam untuk
mengosongkan kalbuku dari ilmu ini.” Syekh beliau, Syekh Syarafuddin (q)
mampu mendeteksi hakikat di dalam kalbunya dan beliau mengirimkannya sebuah
pesan, “Jika engkau tidak menemukan seseorang untuk bicara, bicaralah dengan
turbanmu.” Setelah khalwat, ada suluuk!
Seseorang yang
menyelam sangat dalam di samudra, apa yang mereka lakukan terhadapnya?
Mereka harus membawanya ke dalam karantina karena ia menyelam sangat
dalam dan dadanya menjadi mengkerut, sehingga mereka harus memasukannya ke
dalam karantina.
Jadi setelah melakukan khalwat yang berat, mereka
membawa kalian ke dalam karantina yang disebut `Ilm as-suluuk, mereka
membawanya ke sana, sehingga ia dapat memberi semacam ceramah, lalu makan dan
bicara, perlahan-lahan seperti seseorang yang beristirahat total di tempat
tidur dan mulai menjalani tahap pemulihan, secara perlahan-lahan dari materi
yang berat yang masuk ke dalam kalbunya dan tidak bisa ditolerir.
Jadi
beliau memberi pelajaran selama lima atau sepuluh jam kepada turbannya.
Sebelum beliau menyelesaikan lima tahun khalwatnya, beliau melakukan suluuk
selama empat puluh hari, dan pada akhirnya beliau harus pergi menjumpai
syekhnya, beliau begitu rindu, tetapi syekhnya mengirimkan pesan, “Jangan
datang padaku, pergilah dan duduk bersama orang itu selama dua bulan di dalam
majelisnya dan belajarlah darinya.” Tidak ada pertanyaan dan tidak ada
keraguan sedikit pun, beliau berkata, “Aku mulai melangkah menemui orang itu!”
dan orang yang diperintahkan untuk ditemui adalah seseorang yang gila, majnuun.
Selama dua bulan beliau
menemani orang gila itu, untuk mengatakan siapa yang memberimu materi ini,
siapa yang memberimu materi pencerahan spiritual ini, di mana tidak ada orang
yang tahu, dan dapat membuatmu seperti orang gila ini. Lihatlah awliyaullah
bagaimana mereka bekerja... mereka tidak menimangnya seperti kita menimang
(murid-murid di sini) untuk membuat mereka senang.
Tidak, mereka keras,
dan sekarang lihat, apakah Mawlana Syekh Nazim (q) keras terhadap orang-orang?
Tidak, beliau lemah lembut, tetapi ada representatif yang begitu keras
dan membuat saya terkejut; kalian lihat mereka di YouTube, mirip tentara,
bagaimana mereka harus berjalan... (berbaris sesuai pangkat) yang tinggi, lebih
rendah, dan lebih rendah lagi. Mereka harus sangat disiplin.
Orang-orang tidak seperti itu lagi, itu dulu. Sekarang kalian harus
lemah lembut karena tajalinya telah berubah. Grandsyekh (q), semoga Allah
memberkati ruhnya, membawa dan beliau tidak pernah membeda-bedakan antara yang
muda dengan yang tua, baginya setiap orang adalah sama.
الناس
سواسيه كااسنان المشط
n-naasu sawaasiyatan
ka-asnaani' l-masyth.
Manusia adalah sama
seperti gigi-geligi sebuah sisir.
Orang-orang adalah sama
sehingga tidak ada seorang pun yang lebih rendah atau lebih tinggi, beliau
memberi setiap orang apa yang mereka sukai. Kita tidak dapat melakukan hal
itu, tidak ada yang dapat melakukannya. Di mana tarekat sekarang?
Di mana tarekat yang kita kenal sebelumnya? Sekarang Mawlana Syekh
Nazim (q) bukannya menjadikannya lebih rendah, tetapi mengakomodasi orang-orang
karena mereka berbeda dengan sebelumnya.
Sebelumnya, mereka kuat dan
sanggup menjalankannya. Kalian tidak dapat melihat hal ini dalam satu
keluarga yang sama; kalian melihat beberapa saudara bersifat lemah lembut,
sementara yang lain lebih serius, itulah sebabnya di depan ketua, saya tidak
bercanda! Jadi kalian harus sangat berhati-hati. Kita harus sangat
berhati-hati dalam setiap perbuatan kita.
Itulah sebabnya mengapa Abu
‘l-`Abbas al-Mursi (q), salah seorang awliyaullah yang paling terkenal
di Maroko berkata, “Seorang wali harus memiliki dua karakteristik: kadang
ia mendapat daaq, tertekan, ia mengalami kontraksi, dan kadang dadanya
begitu lapang. Wayhaq, waspadalah, wahai orang yang bodoh!
Jangan datang ketika syekh sedang berkontraksi, jangan muncul di
hadapannya, pergilah ketika ia berkontraksi, ucapkan saja: “Salaam`alaykum.”
Orang yang mengucapkan suatu kata pada saat itu yang membuatnya semakin
berkontraksi, halak ar-rajul, orang itu akan menghancurkan dirinya
sendiri! Jangan berada di sekitar syekh ketika ia sedang berkontraksi.
Selain dadanya, apa lagi
yang berkontraksi? Apa yang ada di bawahnya? Kalbunya, ruhnya,
ketika ia sedang berkontraksi, kalian tidak tahu apa lagi yang berkontraksi,
kalian tidak tahu dalam keadaan trans seperti apa yang ia alami; mungkin saja
ia sedang dalam kedaan trans karena cinta kepada Allah dan cinta pada Nabi (s)
dan ia tidak ingin ada yang mengganggunya pada saat itu.
Jika seseorang
datang dengan kabar buruk itu membuatnya berkontraksi, jadi jangan
mendekatinya, itu seperti mendekati api, jadi pergilah atau ia akan membakar
kalian!
Dan kadang-kadang jika
dadanya lapang, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu ‘l-`Abbas al-Mursi, ia
dapat membawa seluruh dunia ke dalam kalbunya, pada saat itu dekatilah ia.
Dan saya katakan hal ini pada saat ini karena Mawlana sedang berkontraksi
akibat orang-orang tertentu di sana.
Beliau menanggunggnya tetapi tidak
mengatakan hal itu, tetapi kalbunya berkontraksi. Dan seringkali, Allah
adalah saksi saya, ketika salah satu di antara mereka lewat, beliau mengatakan,
“Orang itu adalah Setan,” dan pada saat itu beliau berkontraksi.
Jadi dalam kasus seperti itu, pergilah, datanglah padanya ketika kalbunya
tengah lapang.
Saya sering melihat
Grandsyekh, semoga Allah memberkati ruhnya, kadang-kadang beliau berkontraksi
akibat banyaknya beban berat yang datang padanya oleh orang-orang yang mengejar
dunia, bukannya ornag-orang dunia yang datang untuk salat dan berpuasa, ini
bukan dunia, tetapi akhirat.
Yang dimaksud adalah orang-orang yang
serakah akan dunia. Jadi beliau akan berkontraksi dan setelah beliau
memberi sebuah shuhbah setelah zikir Jumat, yang dilakukan satu atau dua
jam sebelum Maghrib... dan kalian dapat merasakan dari shuhbah itu beban
berat datang dan beliau menanggung di pundaknya dan beliau menjadi
berkontraksi.
Pada saat itu, Mawlana Syekh Nazim (q), semoga Allah
memanjangkan umurnya, akan pergi ke sana dan kami mengikuti di belakang beliau
dan beliau sering membuat lelucon, segala macam lelucon.
Beliau pernah
mempunyai sebuah buku lelucon yang tebal dan beliau menghafal satu atau dua
lelucon setiap hari dan beliau kemudian mendatangi syekh dan menceritakan
lelucon itu, dan “Ha ha ha,” semuga kontraksi Grandsyekh akan hilang.
Pada saat itu mudah bagi orang-orang untuk datang dan bertemu dengan
beliau--di luar itu sulit sekali! Tidak ada yang mampu membuatnya tertawa
kecuali Mawlana Syekh Nazim (q) dan sekarang Mawlana memerlukan seseorang untuk
memberinya suasana semacam itu. Tetapi sayangnya tidak ada, ya memang ada
(beberapa orang yang melakukannya), tetapi terlalu banyak masalah di sana.
Semoga Allah (swt)
mengampuni kita dan memberkati kita dan memberi kita berkah terbaik dari
Grandsyekh dan Mawlana Syekh Nazim, semoga Allah memanjangkan umurnya dan
menyembuhkan kita semua.
(Doa.)
Wa min Allahi
't-tawfiiq, bi hurmati 'l-habiib, bi hurmati 'l-Fatihah.
© Hak cipta 2013 oleh Sufilive. Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang.
Transkrip ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta internasional.
Mohon menyebutkan Sufilive ketika membagi
transkrip ini. JazakAllahu khayr.
Komentar