Lima Pemda Tarik Investasi di Ral




PEKANBARU, TRIBUN - Para pemegang saham PT Riau Airlines membuka peluang seluas-luasnya kepada pihak lain, khususnya swasta, untuk menanamkan modal di perusahaan penerbangan tersebut. Sejauh ini belum ada perusahaan swasta yang tertarik.

Demikian salah satu keputusan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Riau Airlines di Hotel Jatra, Pekanbaru, Rabu (6/7) kemarin. Dalam rapat tertutup yang berlangsung selama tiga jam non-stop itu, sebanyak 17 pemegang saham mendapat laporan kondisi terkini perusahaan dari jajaran komisaris dan direksi.

"Saya kira iya, sebab semua tadi saya lihat bagus, Insya Allah lah. Pokoknya spirit kami bagaimana RAL bisa berkembang dan bisa melanjutkan operasinya kembali," ujar Gubernur Riau Rusli Zainal usai rapat, saat ditanya Tribun mengenai tanggapannya terhadap laporan komisaris dan direksi.

RAL sendiri berulang kali dirundung konflik dan krisis keuangan, beberapa di antaranya berujung dengan tidak terbang (lihat Kepak Sayap RAL).

Rusli Zainal, yang hadir mewakili Pemerintah Provinsi Riau sebagai pemegang saham mayoritas, menjelaskan RUPS-LB secara umum menghasilkan beberapa keputusan. Di antaranya adalah memperluas kesempatan penanaman modal dari pihak lain, termasuk pihak swasta. Keputusan itu masih pada tahapan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada jajaran komisaris dan direksi untuk mencari pemodal yang ingin mencoba peruntungan di RAL.

"Sampai saat ini belum ada perusahaanya," kata Komisaris Utama RAL Wan Syamsir Yus kepada Tribun.

Selain itu, para pemegang saham menerima laporan keuangan tahun 2009. "Laporan keuangan tahun 2010 belum selesai, kemungkinan dalam waktu dekat ini akan dilaporkan, dan akan ada RUPS lagi," kata Gubernur didampingi Wan Syamsir Yus.

RUPS-LB PT RAL kemarin molor sekitar dua jam dari jadwal, menunggu Gubernur Riau Rusli Zainal. Rapat akhirnya dimulai sekitar pukul 11.30. "Rapat baru saja mulai, tadi menunggu pak gubernur dulu," kata salah seorang petugas resepsionis di depan ruangan rapat yang digunakan untuk menggelar RUPS-LB, lantai lima Hotel Jatra.

Gubernur Riau Rusli Zainal pada Rabu pagi memang menghadiri pertemuan dengan Menteri Perikanan dan Kelautan di Hotel Ratu Mayang Garden, Pekanbaru.

Hingga pukul 13.30, terhitung sudah dua jam berlangsung RUPS-LB PT Riau Airlines. Selama dua jam itu, nyaris belum ada jeda. Pantauan Tribun, hanya gubernur yang sempat keluar ruangan untuk ke kamar kecil. Selain itu, praktis tidak satu pun peserta RUPS yang keluar ruangan.

Berselang satu jam kemudian, Sekretaris Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Raja Erisman terlihat keluar dari ruangan. Dia tersenyum kepada Tribun saat ditanya mengenai situasi di dalam arena RUPS-LB PT Riau Airlines. "Biasa aja, tidak begitu tegang," kata Erisman.

Tarik saham
Di saat manajemen berusaha keras mencari investor baru, lima pemerintah daerah diketahui sudah mengajukan penarikan saham (divestasi) dari RAL. Kelima pemerintah daerah itu adalah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, Pemprov Bengkulu, Pemprov Bangka Belitung (Babel), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nias, dan Pemkab Natuna.

"Alasan penarikan modal itu antara lain karena pesawat terbang PT RAL tidak lagi menerbangi wilayah Babel. Jadi PT RAL tidak memberikan manfaat apa pun untuk masyarakat Babel. Penarikan modal tersebut belum terealisir walaupun sudah diajukan beberapa bulan yang lalu," kata Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKAD) Provinsi Bangka Belitung Iskandar Zulkarnain, saat dikonfiormasi Tribun dari Pekanbaru, Rabu.

Dia mengungkapkan, Pemprov Bangka Belitung memiliki saham senilai Rp 1 miliar di PT RAL.

Sedangkan Wakil Bupati Natuna Imalko Ismail menjelaskan, Pemkab Natuna sebelumnya sudah sepakat akan menarik saham yang ditanamkan di RAL.

"Kami (Pemkab Natuna) ada menanam saham sebesar Rp 9,5 miliar. Sejak pertama kerjasama dengan RAL sebesar Rp 8 miliar, kemudian ditambah lagi terakhir, maaf saya lupa tanggalnya, sebesar Rp 1,5 miliar. Pemkab Natuna sepakat mencabut saham yang ada di RAL karena menjadi sebuah problem, terkait besarannya subsidi dan sebagainya," kata Imalko lewat telepon, Rabu malam.

Dia mengakui maskapai RAL sangat vital sebagai transportasi udara dari dan ke Ranai Natuna. Tapi itu dulu, saat RAL masih beroperasi.


sebelum menghentikan penerbangan ke Natuna beberapa waktu lalu, sangat vital sebagai transportasi udara dari dan ke Ranai Natuna. Seperti diketahui pesawat RAL menerbangi rute domestik antara lain Pekanbaru, Ranai Natuna, Tanjungpinang, Batam dan Medan. RAL sejek didirikan Maret 2002 dan beroperasi mulai Desember 2002 merupakan maskapai penerbangan komersial Indonesia yang berkantor pusat tidak di Jakarta.

Saham mayoritas dimiliki oleh Pemda Riau dan beberapa provinsi lain yaitu Lampung, Bangka Belitung, Bengkulu serta pemkab pemkab di Kepri. Tahun 2008 pernah berhenti operasi karena krisis keuangan kemudian beroperasi lagi mulai Januari 2011 dengan rute Pekanbaru - Tanjungpinang - Natuna. Tanggal 6 April 2011 RAL kembali tidak terbang dengan alasan hanya tersedia satu pesawat saja untuk operasional. Waktu itu manajemen RAL akan melobi pengajuan dana ke DPRD Riau pada Juli 2011.

Pemkab Natuna sudah secara resmi mencabut saham di RAL sejumlah Rp 9,5 miliar namun belum mengetahui akan menggandeng maskapai mana agar bersedia melayani penerbangan dari dan ke Ranai.

"Natuna belum menentukan pewawat mana yang akan digandeng untuk melayani penerbangan dari dan ke daerah ini. Karena perlu pengkajian serta yang tak kalah penting adalah persetujuan dari DPRD Natuna untuk penggunaan dana ini. Tenti akan kerjasama mencari maskapai tetapi diperhatikan juga berapa jumlah penumpang dari Natuna. Apalagi saat ini tiket sedang tinggi tentu menjadi bahan pertimbangan pula," tambah Imalko tanpa menyebut berapa nominal untung rugi selama sahamnya ditanam di RAL.

Dari informasi yang dihimpun Tribun, tak satu pun pemerintah kabupaten dan kota di Riau menyatakan keinginan untuk menarik modal dari RAL. Pemerintah daerah tersebut masih menyatakan komitemen mendukung RAL untuk kembali terbang.

Seperti diungkapkan Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar Zulher kepada Tribun. Dia mengatakan, Kampar masih akan mendukung RAL dan tidak akan menarik modal yang sudah ditanam sebesar Rp 5 miliar.

Berdasar informasi dari jajaran direksi PT RAL, RUPS-LB mengundang 20 pemegang saham. Namun, tiga pemegang saham tidak mengirimkan utusan yakni Pemko Batam (Kepri), Pemkab Tanjung Pinang (Kepri), dan Pemkab Kerinci (Jambi).

"Pemerintah Kabupaten Kerinci memang dari awal menyatakan tidak akan hadir. Tapi kalau Batam dan Tanjung Pinang sampai kemarin masih menyatakan akan hadir, cuma mereka katanya nggak dapat tiket pesawat," kata seorang sumber yang menjadi pelaksana RUPS-LB PT Riau Airlines. (hnk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cikunggunya menyerang warga natuna

Turis Kunjungi Sejumlah Wisata Anambas

Avatar yg dapat menguasai ke-4 elemen & membawa 'keseimbangan' dunia