Menghindari Lubang Jalan Perawat Tewas Seketika

NATUNA Provinsi Kepri-Jalan berlubang menjadi salah satu faktor utama seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas di Natuna Jalan berlubang bukanlah sesuatu hal asing yang sulit ditemukan.

Sulitnya mendapatkan kualitas aspal yang standar mengakibatkan sejumlah ruas jalan di wilayah Kabupaten Natuna, banyak yang berlubang Bahkan, meski ruas jalan tersebut baru saja dikerjakan dan masih dalam tahap pemeliharaan, sudah terlihat retakan pada bibir jalan Selain karena kualitas aspal juga diduga pengerjaan proyek tidak sesuai bestek.

Seperti yang di alami korban Irma Veronika boru Sembiring (24), seorang perawat di Kabupaten Natuna tewas mengenaskan di Jalan Tapau, Batubi, Kecamatan Bunguran Barat setelah kendaraan yang ditumpanginya oleng saat menghindari sebuah lubang menganga pada Jumat, 8 Juli 2011 sekitar pukul 8.30 WIB.

Menurut penuturan rekan korban yang tidak mau disebutkan namanya, Irma pagi tadi berencana menghadiri acara di sebuah Posyandu yang ada di Tapau. Keberangkatan Irma di acara tersebut sebagai bagian tugasnya menjadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) Kabupaten Natuna yang telah dijalaninya selama dua tahun ini.

“Saat itu korban mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi dan tak kuasa menghindari sebuah lubang maut yang menganga di depannya,” katanya.

Motor yang ditumpangi Irma kemudian oleng dan tubuh anak Serma Antonius Sembiring, mantan anggota Kodim 0318 Natuna itu langsung terhempas sekitar tiga meter dari kendaraannya dan tewas seketika. Jenazah korban langsung dilarikan ke RSUD Natuna untuk divisum.

Syamsurizal, salah seorang dokter di RSUD Natuna yang menangani jenazah Irma menyebutkan kematian korban akibat luka parah dan pendarahan di bagian kepala.

Rencananya siang ini, jenazah korban akan diterbangkan ke Medan dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Airlines untuk dimakamkan.

Peristiwa yang menimpa Irma sebetulnya tidak perlu terjadi jika pemeliharaan jalan di Natuna dilakukan dengan optimal.

Kiki, warga Ranai mengatakan pemerintah Natuna selama ini kurang serius dalam memelihara jalan. Terbukti, dari banyaknya lubang yang terus dibiarkan seolah menunggu bertambahnya korban.

“Terlepas dari takdir, kejadian itu seharusnya bisa diminimalisir jika pemerintah serius memelihara jalan,” kata Kiki.

Menurutnya, jika ahli waris korban bersedia, terdapat ruang hukum bagi masyarakat untuk menggugat pemerintah jika terjadi kecelakaan akibat buruknya infrastruktur jalan.

“UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Pasal 273 UU itu menyebutkan penyedia sarana jalan baik di jalan nasional, provinsi, dan kabupaten atau kota wajib menyediakan jalan dengan kondisi baik sehingga memungkinkan terselenggaranya keselamatan di jalan,” kata Kiki.

Pantauan Media, kondisi jalan berlubang banyak terlihat di persimpangan ruas jalan Soebrantas, ruas jalan menuju kantor Bupati dan sejumlah ruas jalan sentral lainya.

“Padahal baru kemarin sore, belum genap satu tahun jalan ini dikerjakan pihak kontraktor, tetapi sekarang sudah rusak dan banyak berlubang,” kata Aminuddin salah seorang pengguna jalan kepada batamtoday, menunjuk jalan menuju Kantor Bupati Bukit Arai.

“Kondisi ini sering membuat pengendara jatuh bahkan tabrakan karena sama-sama menghindari lubang,” ujar Tomy, warga sekitar Bandarsyah menjelaskan kepada wartawan, Jumat 8 Junli 2011.

Kerusakan tidak saja terjadi di ruas jalan Bukit Arai, sejumlah ruas jalan yang jauh dari perkotaan kondisinya juga tidak jauh berbeda. Seperti ruas jalan menuju Desa Sungai Hulu. Menurut Tamrin, seorang Guru MTS, yang tinggal di SP 1 Desa Harapan Jaya ini, mengatakan kerusakan jalan di desanya terjadi akibat pengerjaaan oleh kontraktor yang terkesan asal jadi dan dia mengatakan, lebih banyak pasir dan kerikil ketmbang Aspal.

Terpisah, tokoh Pemuda Tempatan, Wan Dewa meminta Dinas PU untuk segera membuat perencanaan pembangunan jalan di seluruh Kota Ranai. Menurutnya, ruas jalan yang ada sudah tidak layak lagi ada di ibukota kabupaten.

“Kondisi jalan lingkungan bagai jalan perkampungan, perlu perhatian! dan jangan hanya kosentrasi pembangunan di Desa saja bahkan Natuna masih belum layak disebut kota dengan kondisi dan realitas seperti contoh di kawasan Belakang Deretan Ruko Bank BRI di persimpangan masjid Jami saja masih terlihat kurangnya pembangunan yang masih belum tersentuh oleh pemerintahan baik daerah maupun Provinsi kepri,” ungkapya prihatin.

Hal yang sama juga terjadi di Jl.Pramuka dengan Jl.Sukarno Hatta yang merupakan ruas jalan protokol atau utama di Ranai masih jauh dari standar jalan yang diharapakan, ungkapnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cikunggunya menyerang warga natuna

Turis Kunjungi Sejumlah Wisata Anambas

Avatar yg dapat menguasai ke-4 elemen & membawa 'keseimbangan' dunia