Perusda dan PLN Dinilai Tidak Sinkron

RANAI- Permasalah listrik di Kabupaten Natuna hingga kini belum juga terselesaikan. Pemadaman listrik bergilir masih terus terjadi, itu karena PLN mengalami devisit daya. Banyak yang menilai antara Perusda dan PLN tidak singkron.

Informasi di lapangan, listrik mati disebabkan karena salah satu mesin milik Perusda yang dikelola oleh pihak rekanan PT Tiga Bintang mengalami kerusakan, sehingga dari total daya yang harus dipasok Perusda sebanyak 1,5 Mega Watt turun menjadi 1,1 Mega Watt bahkan kurang dari 1 Mega Watt.

Sedangkan produksi mesin sewa PLN menyuplai daya sebesar 2,3 Mega Watt. Sementara beban puncak lebih kurang mencapai 3,7 Mega Watt. Sehingga dari total daya yang dihasilkan jika ada penurunan daya sebesar 400 KVA maka akan terjadi devisit.

Manajer PLN Ranting Ranai Eko Maruli Wibowo mengatakan, listrik mati belakangan ini karena ada salah satu mesin milik Perusda yang rusak, sehingga PLN mengalami devisit daya.

Jalan satu-satunya adalah pemadaman bergilir. " Sampai kapan pemadaman bergilir ini selesai saya tidak tahu, itu teknisnya pada mesin Perusda, kapan mesin mereka itu kembali normal," katanya saat dihubungi, Rabu (27/7).

Berbeda dengan pernyataan Direktur Perusahaan Daerah (Perusda) Natuna Urai Efet, ia menyebutkan akibat listrik mati mendadak dikarenakan oleh dua faktor.

Pertama masalah jaringan listrik ada yang tertimpa pohon, kemudian ketidak seimbangan pada jaringan feeder antara jalur ke Tapau dan jalur ke Ceruk.

" Kontrak dengan Pemda sebesar Rp15 Mega Watt, dan kita wajib menyuplai daya sesuai dengan kontrak. Namun sejak ada terjadi kerusakan pada mesin, kita hanya mampu memproduksi lebih kurang sebesar 1 Mega Watt," katanya.

Perusda juga membantah jika persoalan listrik disebabkan karena seringnya terjadi kerusakan pada mesinnya tetapi juga ada terjadi kerusakan pada mesin PLN.

" Tergantung mesin mana dulu yang lebih dulu trip (mati mendadak), jika mesin kita dulu, maka kerusakan terparah akan terjadi pada mesin PLN, jika mesin PLN dulu yang mati, kerusakan terparah akan terjadi pada mesin kita," jelasnya.

Persoalan listrik yang terjadi di kota Ranai menurut Urai, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PLN di Tanjung Pinang yang masih membawahi PLN Ranting Ranai. " Saya sudah koordinasi dengan Pak Gito di Tanjungpinang masalah listrik yang terjadi di kota Ranai, saya langsung koordinasi dengan Tanjung Pinang karena keputusan ada di PLN Tanjung Pinang" Katanya.

Sementara Eko saat dimintai tanggapan terkait statmen Direktur Perusda Urai Efet menyebutkan, kalau penyebab listrik padam karena ada ketidak seimbangan pada jaringan feeder ke arah tapau dan ceruk, ia mengatakan, kalau Perusda sah-sah saja berkomentar seperti itu " Yang jelas PLN lebih tahu persoalan yang terjadi sebenarnya, karena kita yang langsung menangani listrik, kalau Perusda kan masih lewat rekanannya," katanya.

Eko pun menyarankan, jika masyarakat dan pemerintah daerah ingin mendapatkan kejelasan soal listrik, DPRD harus menggelar hearing. " Untuk lebih jelas, kami siap untuk dihearing, jadi di pertemuan itu akan ada penjelasan dari Perusda dan PLN tentang listrik," pungkasnya.(leh)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cikunggunya menyerang warga natuna

Turis Kunjungi Sejumlah Wisata Anambas

Avatar yg dapat menguasai ke-4 elemen & membawa 'keseimbangan' dunia