Jelang Lebaran, Natuna Lumpuh Tanpa Transportasi Darat



Natuna, PODIUM – Mobilitas masyarakat Natuna biasanya sangat tinggi, terutama menjelang hari Lebaran seperti saat inii. Namun tidak demikian halnya pada jelang Lebaran kali ini, pasalnya, 8 bus yang melayani transportasi umum di Pulau Natuna stop beroperasi, karena dana subsidinya ditarik Pemkab Natuna.


Padahal, APBD Kabupaten Natuna pada tahun 2011 ini mencapai angka hingga hingga Rp1,529 triliun, sedangkan jumlah penduduk Natuna kurang dari 70.000 jiwa (tahun 2010).

Akibat berhentinya operasi bus subsidi tersebut, banyak warga di pelosok Natuna tidak dapat menjangkau Kota Ranai untuk memenuhi kebutuhan menjelang hari raya Lebaran. Dan hal ini pun dikeluhkan para pedagang pakain di Kota Ranai yang otomastis anjlok omset penjualanya karena warga kesulitan menuju kota.


Warga mengatakan, bus subsidi tersebut telah empat bulan tidak beroperasi, yatu sejak bulan April lalu, dan sejak itu maka mobiltas warga jadi rendah, dan banyak aktivitas warga terganggu, baik untuk kepentingan ekonomi ataupun untuk urusan-urusan lainya.

“Wah, sekarang kita gak bisa ke kota (Ranai), karena gak ada bus, di Natuna ini tidak ada angkot seperti di Batam atau kota-kota lain di Jawa,” ujar Gajali, warga Bunguran Timur Laut kepada PODIUM, Rabu 17 Agustus 2011.


Bus yang dimaksud Gajali, sebenarnya adalah kendaraan roda empat merek Colt Diesel , jadi semacam angkot juga, namun kendaraan tersebut disediakan oleh Pemkab Natuna. Bus tersebut mulai beroperasi pada tahun 2008 untuk melayani warga-warga yang berada pelosok Natuna

Biaya operasi kedelapan bus tersebut dibaiatai oleh APDB, dan melayani rute diantaranya, Pelabuhan Lampah-Ranai, Desa SP Batubi-Ranai, Bunguran Timur Laut-Ranai, Desa Teluk Buton-Ranai, Cemaga Kelangga-Ranai.

Meski pengoperasianya subsidi Pemkab Natuna, namun para penumpang tetap saja dikenakan ongkos sebesar Rp5.000.

Muttaqien, putra asli Natuna yang kuliah di Universitas Janabadra Jogyakarta dan kebetulan sedang pulang kampung, menyesalkan sikap para pemimpin Natuna yang sama sekali tidak memperhatikan nasib masyarakat Natuna yang miskin.


“APBD trilunan, yang diurus hanya puluhan ribu orang, masak untuk menyediakan angkutan transportasi darat saja tidak bisa. Memangnya uang itu, yang nenek moyang mereka,” kata Muttaqien sangat emosional, dan sambil mengumpat dengan kata: kelewatan!


Disamping itu, kata dia, dengan tidak beroperasiya bus tersebut, maka menjadi mubazir juga pembangunan terminal sementara yang telah dibangun 6 bulan di jalan Wan Muhamad Rasyid, pasar Ranai.

“Terminal itu juga menjadi mubazir, padahal dana membangunya tidak sedikit, lebih dari Rp300 juta,” kata Muttaqien.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Natuna, Wan Siswadi, belum dapat dihubungi untuk dimintai tanggapanya soal keluhan warga ini, terkait berhentinya operasi 8 bus subisdi Pemkab Natuna.

Repoter: Riki Rinovsky

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cikunggunya menyerang warga natuna

Turis Kunjungi Sejumlah Wisata Anambas

Avatar yg dapat menguasai ke-4 elemen & membawa 'keseimbangan' dunia