Postingan

Perusda dan PLN Dinilai Tidak Sinkron

RANAI- Permasalah listrik di Kabupaten Natuna hingga kini belum juga terselesaikan. Pemadaman listrik bergilir masih terus terjadi, itu karena PLN mengalami devisit daya. Banyak yang menilai antara Perusda dan PLN tidak singkron. Informasi di lapangan, listrik mati disebabkan karena salah satu mesin milik Perusda yang dikelola oleh pihak rekanan PT Tiga Bintang mengalami kerusakan, sehingga dari total daya yang harus dipasok Perusda sebanyak 1,5 Mega Watt turun menjadi 1,1 Mega Watt bahkan kurang dari 1 Mega Watt. Sedangkan produksi mesin sewa PLN menyuplai daya sebesar 2,3 Mega Watt. Sementara beban puncak lebih kurang mencapai 3,7 Mega Watt. Sehingga dari total daya yang dihasilkan jika ada penurunan daya sebesar 400 KVA maka akan terjadi devisit. Manajer PLN Ranting Ranai Eko Maruli Wibowo mengatakan, listrik mati belakangan ini karena ada salah satu mesin milik Perusda yang rusak, sehingga PLN mengalami devisit daya. Jalan satu-satunya adalah pemadaman bergilir. " Samp

Langkah Kuda mengail Fulus

Gambar
JAUH dari ingar-bingar Jakarta, pertemuan di kantor bupati Pemerintah Kabupaten Natuna itu terasa istimewa. Siang itu, ruang pertemuan sesak dihadiri oleh pemuka agama, masyarakat, jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah, hingga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Natuna. Mereka, sebagian sampai berdiri di luar ruangan, tumplek mendengarkan rencana perusahaan daerah ikut mengembangkan blok gas Natuna D-Alpha. Mereka sekaligus ingin melihat Nuansa Group, investor yang dipinang menjadi mitra. Pembesar Nuansa Group hadir di sana. Antara lain Susanto Supardjo (menantu Wakil Presiden Jusuf Kalla), Ismady Supardjo, Pieter Wattimena, dan Bustaman Laguna. Pieter, bekas pejabat di Departemen Pertahanan, bergiliran dengan Direktur Utama Badan Usaha Milik Daerah Natuna Urai Efet menyampaikan presentasi. Pertemuan itu berlangsung persis satu pekan setelah rencana pengembangan (plan of development) Natuna D-Alpha yang disodorkan ExxonMobil ditolak Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak da

“Gudang Garam dan Artha Graha Berencana Investasi Ilyas Sabli Undang Investor ke Natuna”

Gambar
Natuna, batamtoday - Bupati Natuna Ilyas Sabli menyatakan pemerintahannya siap menyediakan fasilitas yang dibutuhkan para investor yang berniat serius menanamkan modalnya di Kabupaten Natuna. Fasilitas dimaksud adalah penyediaan lahan dan pembebasan pajak untuk tiga tahun pertama. "Kita akan melihat perusahaan mana yan serius berinventasi di daerah ini dan kita menyediakan fasilitas apa yang dibutuhkan para investor. Lahan akan kita sediakan dan mereka akan kita bebaskan dari pajak selama tiga tahun pertama," ujar Ilyas berpromosi saat ditemui batamtoday, pada akhir pekan lusa. Menurut mantan Sekda Natuna ini, dua insentif yang diberikan pemerintah daerah tersebut diharapkan mampu menarik minta para investor untuk berinvestasi di Natuna. "Ini sudah menjadi komitmen saya sebagai Bupati Natuna yang baru, untuk menarik investasi sebesar-besarnya ke Natuna, dan saya berharap masyarakat Natuna ikut mendukung rencana ini, supaya pembangunan Natuna mengalami percepata

jajahan jepang Di Natuna

Natuna-Sekelumit sejarah Natuna yang dahulu disebut Pulau Tujuh juga ada di Pulau Subi Kabupaten Natuna Provinsi Kepri . Pada saat itu, Pulau Tujuh bergabung dalam Kepulauan Riau, telah memerintah beberapa orang “Tokong Pulau”, Tekong atau Nahkoda, istilah yang diberikan kepada Datuk Kaya di wilayah Pulau Tujuh. Satu-satunya lapangan udara jepang sebagai pertahanan di sebelah Natuna adalah Pulau Subi, yang di bangun awal tahun 1942 yang mengerahkan tenaga rakyat Subi sebagai Rodi sampai lapangan udara tersebut selesai. Mendengar berita bahwa pasukan Belanda sudah berada di Ranai, Pasukan Marinir Jepang yang berada di Pulau Subi mulai keluar dari Subi secara bertahap. Dan Gelombang terakhir mereka terpergok dengan pasukan udara Belanda yang sekonyong-konyong melintas di atas Pulau Subi dengan menjatuhkan bom dari udara sehingga lapangan udara Pulau Subi Rusak Berat. Dengan seribu akal tentara Jepang mencari jalan keluar dan menemui Datuk Kaya Pulau Subi minta bantuan kepada ra

Peningalan Pertahanan Militer Jepang di Ujung Negeri

Gambar
Natuna-Sekelumit sejarah Natuna yang dahulu disebut Pulau Tujuh juga ada di Pulau Subi Kabupaten Natuna Provinsi Kepri . Pada saat itu, Pulau Tujuh bergabung dalam Kepulauan Riau, telah memerintah beberapa orang “Tokong Pulau”, Tekong atau Nahkoda, istilah yang diberikan kepada Datuk Kaya di wilayah Pulau Tujuh. Satu-satunya lapangan udara jepang sebagai pertahanan di sebelah Natuna adalah Pulau Subi, yang di bangun awal tahun 1942 yang mengerahkan tenaga rakyat Subi sebagai Rodi sampai lapangan udara tersebut selesai. Mendengar berita bahwa pasukan Belanda sudah berada di Ranai, Pasukan Marinir Jepang yang berada di Pulau Subi mulai keluar dari Subi secara bertahap. Dan Gelombang terakhir mereka terpergok dengan pasukan udara Belanda yang sekonyong-konyong melintas di atas Pulau Subi dengan menjatuhkan bom dari udara sehingga lapangan udara Pulau Subi Rusak Berat. Dengan seribu akal tentara Jepang mencari jalan keluar dan menemui Datuk Kaya Pulau Subi minta bantuan kepada r

"Duit Jin Dimakan Setan"

JALAN Sukarno Hatta adalah jalan utama di Ranai, ibu kota Kabupaten Natuna. Lebarnya lima meter. Di sisi kiri jalan dari arah bandar udara, rumah tinggal dan rumah toko -paling tinggi tiga lantai, berjejer diselingi kios-kios kecil, yang sebagian terbuat dari kayu. Ada bangunan dan kios yang menjorok hingga ke tepi jalan. Ada pula yang tersuruk jauh ke dalam. Tak beraturan. Di kanan jalan, Laut China Selatan terhampar luas. Sampah berserakan di bibir pantai. Baliho besar bergambar Bupati Natuna Daeng Rusnadi membelakangi laut menghadap ke jalan, tampak pudar warnanya. Tak jauh dari pantai, di sebuah perempatan jalan, asap sisa kebakaran masih mengepul pada Sabtu (12/12) siang. ''Itu satu-satunya pasar di Ranai. Terbakar tadi malam,'' kata Nasrul, karyawan sebuah hotel di Ranai. Perempatan dekat pasar itu, adalah satu-satunya persimpangan jalan di Ranai yang dipasangi lampu lalu lintas (traffic light). Lampu warna hijau dan merahnya tak pernah menyala. Hanya lampu k

Lima Pemda Tarik Investasi di Ral

Gambar
PEKANBARU, TRIBUN - Para pemegang saham PT Riau Airlines membuka peluang seluas-luasnya kepada pihak lain, khususnya swasta, untuk menanamkan modal di perusahaan penerbangan tersebut. Sejauh ini belum ada perusahaan swasta yang tertarik. Demikian salah satu keputusan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Riau Airlines di Hotel Jatra, Pekanbaru, Rabu (6/7) kemarin. Dalam rapat tertutup yang berlangsung selama tiga jam non-stop itu, sebanyak 17 pemegang saham mendapat laporan kondisi terkini perusahaan dari jajaran komisaris dan direksi. "Saya kira iya, sebab semua tadi saya lihat bagus, Insya Allah lah. Pokoknya spirit kami bagaimana RAL bisa berkembang dan bisa melanjutkan operasinya kembali," ujar Gubernur Riau Rusli Zainal usai rapat, saat ditanya Tribun mengenai tanggapannya terhadap laporan komisaris dan direksi. RAL sendiri berulang kali dirundung konflik dan krisis keuangan, beberapa di antaranya berujung dengan tidak terba